top of page
Search

JIBRIL, SI MALAIKAT KECIL YANG SELAMAT DARI KEBOCORAN JANTUNG

  • Writer: Ballerina Agatha
    Ballerina Agatha
  • Jun 6, 2020
  • 3 min read

Updated: Jul 14, 2020



“Dari mana anak saya bisa kena kebocoran jantung?”

Pertanyaan itulah yang terus muncul di benak Bunga Shaskia setelah mendapat kabar bahwa anak yang baru dilahirkannya didiagnosa mengidap penyakit kelainan jantung dan bakteri dalam darah bayinya.


Tidak seperti bayi umumnya yang terlahir sehat, dan bisa terus berada di dalam pelukan sang ibu. Muhammad Jibril, si bayi mungil yang harusnya terlahir dengan sehat dan penuh pelukan orang tua, malah harus menjalani hari-hari di dalam tabung inkubator setelah dilahirkan, tanpa boleh digendong, dan tidak mendapat ASI yang sempurna. Ketika bayi lain menangis karena kehausan atau ingin dekat dengan orang tuanya, Jibril hanya bisa diam dan terkurung di dalam tabung inkubator atau NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dengan tubuh kurus karena kurang asupan ASI, serta kulit yang menggelap karena terlalu lama berada di dalam tabung inkubator.


“ Waktu itu baru dua hari dilahirkan masih sehat, masih digendong, pas siang dokternya dateng trus bilang, anaknya nafasnya agak sulit dan dalam. Jibril langsung disuntik vaksin, tapi besoknya malah dapet kabar kalau Jibril ada kebocoran jantung dan ada bakteri di dalam darahnya ” jelas Bunga.

Selama Jibril di NICU, Bunga dan Kiki yakni suaminya mencari dana untuk membiayai rumah sakit demi kesehatan Jibril. Biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, yakni 38 juta rupiah. Sedangkan pada saat itu mereka masih kesulitan untuk mendapat uang sebanyak itu, dan Jibril belum ada BPJS yang artinya harga yang tersebut untuk umum (tanpa asuransi dan BPJS) sehingga dinilai lebih mahal dibanding biaya melalui BPJS dan asuransi.


Bunga dan Kiki gelisah, kesal dan hampir putus asa ketika mengetahui anaknya harus dirawat karena ada kelainan, ditambah lagi dengan biaya rumah sakit yang tidak murah. Akhirnya, demi mendapat uang sebanyak itu, Bunga dan Kiki mencoba untuk memposting permintaan bantuan donasi untuk pengobatan kebocoran jantung Jibril, di Instagram Seputar Tangsel dan Kitabisa.com.


“Setelah posting di media sosial, banyak warganet yang memberikan bantuan berupa material dan nonmaterial untuk Jibril, banyak yang jenguk juga dan kasih hadiah-hadiah untuk jibril. Dari situ Saya dan suami merasa bahwa dari setiap kesulitan, kesusahan, pasti akan ada kemudahan dan keberkahan setelahnya” ucap syukur Bunga.

Setelah 10 hari di dalam inkubator, akhirnya jibril dipindahkan dari RS Buah Hati ke RS Harapan Kita sesuai rujukan dari dokter. Namun, hasil dari rumah sakit Buah Hati dan rumah Harapan kita sangat berbeda. Dari hasil lab RS Buah Hati menunjukan bahwa jibril didiagnosa kelainan jantung dan paru-paru, sedangkan hasil lab dari RS Harapan Kita menunjukan Jibril mengalami kebocoran jantung kecil dan dapat sembuh seiring dengan bertumbuhnya Jibril, dan dokter dari RS Harapan Kita menyampaikan bahwa hal tersebut tidak tergolong gawat darurat.


Mengetahui adanya kejanggalan dan ketidakwajaran dari hasil lab tersebut, akhirnya Bunga langsung melaporkan hal yang janggal tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan yakni Deden Deni,SE dan kepala Dinas Sosial Wahyunoto yang berkerabat dekat dengan keluarga Bunga dan Kiki. Hal janggal tersebut yakni RS Buah Hati tidak menjelaskan bahwa ada teknik pembayaran lain selain BPJS dan Asuransi kantor, yakni JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah), yang dinilai dapat memperingan biaya rumah sakit Jibril, dan rumah sakit hanya diam saja menanti uang cash tanpa keringanan biaya. Kemudian hal janggal lainnya adalah, ketika hasil lab yang berbeda secara signifikan antar rumah sakit dalam menangani satu pasien yang sama.


Akhirnya Jibril dibantu biaya rumah sakitnya oleh Dinas Kesehatan, dan RS Buah Hati diancam akan ditutup oleh Dinas bila melakukan kekeliruan lagi dalam menangani pasien. Dan RS juga meminta kepada Bunga untuk menghapus postingan mengenai kejadian Jibril karena akan mempengaruhi reputasi rumah sakit. Setelah kejadian tersebut, Jibril dibolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya sudah membaik dan sembuh.


Saat ini usia Jibril sudah 14 bulan, ia sudah bisa bermain layaknya anak seusianya. Tanpa harus kesulitan bernafas dan berada di dalam tabung inkubator. Namun, hal yang pernah ia alami selama 1 bulan pertama di dunia, sangatlah berdampak pada dirinya, terutama ketika sakit demam,flu dan radang, nafasnya akan sesak, menangis terus menerus hingga bibirnya membiru, terutama ketika Jibril menangis, ia akan menahan napas selama 10-30 detik bahkan hingga pingsan.


 
 
 

Comments


©2025 by Tashya Ballerina

  • Instagram - Black Circle
  • LinkedIn - Black Circle
bottom of page